Banyak santri putra ragu, akan mencari tempat untuk menaruh sandal, agar mendapatkan posisi aman, guna membebaskan aura sandal dari ghozoban. selasa malam (11/01), pengontrolan sandal di lakukan oleh pengurus, di dalam gor, ketika santri putra melaksanakan jamaah sholat maghrib pengurus sengaja mengambil sandal yang tersimpan di setiap sudut gor, agar di masukan ke dalam kardus, sebagai peringatan. Pasalnya, para pengurus baru menanggapi mesalah tersebut. Sehingga muncul kebiasaan yang malang.

Banyaknya santri yang meletakan sandal di sembarang tempat, di dalam GOR pengurus terpaksa menggunakan kardus dan plastik berukuran jumbo , sebagai wadah sandal agar dapat di taruh ke halaman depan GOR, sebagai peringatan.

Pengurus ambil tempat untuk memberi peringatan kepada santri “hari ini sandal yang saya ambil, masih saya letakan  di depan GOR, hari selanjutnya dan sampai seterusnya tidak ada yang menaruh sandal di dalam GOR”, pesan mas Maman masuk kedalam pengeras speaker.

Setelah rekan santri mendengar pengumuman, para santri lari berbondong menuju halaman GOR. Akibatnya, kericuhan terjadi saat santri mencari sandalnya di tengah keramaian, kericuhan di sambut aksi lempar sandal, kericuhan terjadi selama 15 menit