Ada Surya di Malhikdua

Tingkah ku Saat-saat Aku Tak Sadarkan Diri

Waktu itu aku terbangun namun adri tidurku pikiranku jatuh dari ingatanku gara-gara aku tidur di sore hari pukul 15.00.

 

Latar belakang

Setelah aku kecapekan ngetik Novel di lab. Multimedia seraya di balut oleh rasa kecewa karena data yang sudah aku ketik hilanglah sudah di terpa listrik hancur gugur seketika. Waktu itu Firman selaku ketua pengetikan Novel, dia menemaniku dia lincah sendirinya memainkan keybordnya sendiri, tek..tek….tek….!

Kiranya ketikan sudah menghabiskan waktu 1 setengah jam namun tingkah listrik yang seenaknya sendiri mematikan arusnya, sehingga data ketikan kita lebur gugurlah sudah.

Kita memilih untuk menuju kembali ke ruang sekretariat mahikdua network, namun apa kata daya, fisikku yang sudah diterjang setan lemah, lelah dan aku memilih untuk nggeleleng saja di karpet yang sudah tertata dibalik lemari. Aku tertidur pukul 15.10, salahnya lagi, firman tidak membangunkan sekalipun ia hanya menulis memo yang ditempel di gabus putih tertempel didinding samping pintu:

 

 

Falah! Ntar kalau lampu sudah menyala, tolong novelnya diketik!,

mempercepat waktu.

By: firman

 

 

Ketika aku tidur yang aku rasakan hanyalah semilir angin yang mengibas sekujur tubuhku, hu…! Sejuk!. Tapi  ku terhipnotis oleh iblis penjara suci, sehingga tertidur pulaslah aku, ngorok…!,ngorok….!.

 

Dalam mimpiku

Aku tak bermimpi apa-apa, tidak ada sesuatupun yang masuk menyambar didalam dunia mimpiku, karena kepulasan tidurku.

 

Kegelisahanku

Aku takut sekali kalau salah satu dari tim sukses perempuan melihat ketika aku tertidur, karena aku tertidur pintu dalam keadaan terbuka lebar 90 derajat. Hi..hi…

Karena, sebelum aku mengetik di Lab bersama Firman aku dengar suara seekor tim sukses dari putri yang mengahambas lewat kuping kananku, suaranya sepertinya tak asing lagi, “awas ya… laki-laki kalau sampai sore ini uang belum kumpul juga!, dan aku akan menyambung hasil ketikan dari setiap individu, SO laki-laki jangan seenaknya sampai sore di ruangan”, kalimat itulah yang membuatku gelisah. Bagaimana jadinya?, kalau anak perempuan melihatku ketika aku tergeletak tidak sadarkan diri hingga adzan mabghrib berkumandang, dan mereka mendengar ngorokku yang sangat merdu!. Hihihi!

Ya allah ampunilah hambamu ini yang lalai…! Kerana tidur belum masuk waktu Ahsar.

 

 

Aku bangun tak sadarkan diri

Aku bangun setelah dibangunkan oleh pak Silah (terima kasih pak!), sewaktu aku membuka kedua mataku aku hanya melihat pak silah yang sedang menarik lenganku untuk bangun. Aku tak sadarkan diri sehingga aku betanya kepada pak Silah.

 

“Ada apa pak?”,

Pak Silah menjawab dengan tegas pula singkat, “Maghrib!”

“Maghrib?”, kataku heran.

“Ya…ya…ya…”, lanjutku.

 

Pak Silah keluar dari ruangan sekretariat, akupun bergegas untuk keluar untuk mengunci pintu, namun kunci mengumpat, setelah ku cari-cari ternyata kunci usil itu mengumpat di bawak karpet yang telah ku tiduri tadi.

Aku menutup hordeng, dan menutup jendela, lalu keluar mengunci ruangan.

 

Aku bergegas mengambil air wudhu. Heranya, Banyak teman yang bilang bahwa aku baru saja nangis karena melihat wajahku yang lecek.

 

2 thoughts on “Tingkah ku Saat-saat Aku Tak Sadarkan Diri

  1. maksudnya apa ? kalo punya kesalahan akibat kelalaian diri
    yang hubungannya dengan Alloh dan tidak ada orang lain yang tau .ya.. jangan disebar2rin. tinggal mohon ampunan kpd Allah dan jagan diceritakan kepeda siapa-siapa
    itu artinya Allah menutup kelalaiaan/kesalahan sampeyan laah wong Gusti Allah sampun nutup kesalahanipun kok sampeyan mbuka. pripun?

Comments are closed.