Santri Sejati

Surat Terbuka untuk @hanung_bamantyo dan Pemuda Indonesia

60925a9d036c3016d309391b8906eadcWajib tahu perjuangan, persatuan dan kesejahteraan setelah menonton film SOEKARNO, sungguh film yang sangat memaparkan gambaran para pendahulu, pengabdi negara persatuan republik Indonesia. Ada Soekarno, Hatta, Soebardjo, Sjahrir, dan pengabdi lainya. Betapa besar jiwanya, membela Negara untuk kesejahteraan bersama, bukan kemerdekaan sebagai tujuan tetapi persatuan dan kesatuan yang harus ditegakkan untuk menciptakan kesejahteraan bersama.
Film karya Hanung Bramantyo “Soekarno”, sangat membantu bangsa Indonesia untuk mengembalikan rasa cinta tanah air yang seperti dimiliki oleh para pendahulu kita, para pengabdi Negara yang sering disebutnya pahlawan.
Satu sama lainya pasti ada perbedaan, ini tugas kita, karena ini bukan alasan, perbedaan untuk diatasi dengan permusyawaratan seperti asas dari kelima dalam kesatuan pancasila, dasar negara kita. Indonesia disebut negara Nusantara, Indonesia punya antek-antek Bhineka Tunggal Ika dan Indonesia punya dasar negara itu Pancasila.
Itu semua, yang seharusnya menjadi dokter kejiwaan kita atas memiliki negara Indonesia, bukan kekayaan atas golongan sendiri atau berjuang sendiri tanpa melihat rakyat yang masih banyak membutuhkan asuhan atau perhatian. Sudah barang tentu kita harus mempunyai rasa memiliki negara, dan menjalankan semua yang sudah ditetapkan didalamnya.
Pertama bendera merah putih dikibarkan di Jakarta pada tanggal 8 September 1944, Indonesia merdeka tidak langsung bimsalabim, tidak semudah menganggukkan kepala. Dengan perjuangan yang besar dan atas rahmat tuhan yang maha esa kita dapat merasakan kemerdekaan negara Indonesia sampai sekarang. Akantetapi, jangan bersantai-santai atau merasa cukup atas kemerdekaan 17 Agustus 1945 saja, karena sekarang kita belum merdeka.
Belum merdeka?, ini tugas kita. Sekarang, kita tidak lagi dijajah oleh negara belanda atau jepang atau negara lain yang ingin menguasai dunia. Lantas siapa yang mejajah kita? Kita tanyakan kepada diri kita sendiri, siapa dia? Setiap individu dijajah oleh penjajah yang berbeda-beda.
Seperti orang kaya, mereka dijajah oleh harta benda mereka, bagaimana mereka menggunakan harta benda mereka, untuk bersama rakyatkah?. Dan seperti para pengangguran mereka dijajah oleh rasa malas merka untuk berusaha mencari pekerjaan. Orang tidak mampu mereka dijajah oleh ketidakmampuan mereka untuk tahu bagaimana rasa bersyukur?
Merujuk mengenai film lagi, film seperti Soekarno ini yang seharusnya menjadi tayangan utama pada saluran-saluran televisi, agar yang kecil-kecil tahu apa itu arti “kemerdekaan”, dan nanti masa mudanya menjadi pengentas permasalahan bangsa. Bukan di waktu kecil ditontonkan tayangan goyang sesar, nanti mudanya mau jadi apa? Orang tua harus berhati-hati jika sikecil menonton tanyangan yang banyak bahayanya, karena tontonan yang akan jadi tuntunan.
Bagaimana perjuangan para pahlawan kita untuk menciptakaan Indonesia yang merdeka? Apakah setelah merdeka itu pertanda peperangan telah usai? Mari kita renungi bersama. Hanyakah tulisan MERDEKA kita untuk tenang? Tugas kita untuk melanjutkan perjuangan, kita harus berjuang, kembali berjuang, menggembalikah ruh kepahlawanan.
Sebagai kaum muda, harus menjadi pemuda yang brilliant agar tidak terus-terusan dibodohi oleh musuh, harus menjadi pemuda yang kuat, bukan jadi penikmat.
1512688_788511447841522_1571355780_nKita harus kuat, kuat untuk lawan, agar mereka takut pada Indonesia, sportif pada pertandingan, kita sudah terlalu lama untuk menunggu, menunggu dan menunggu generasi yang bisa merubah, lalu kapan? Kapan terwujudnya kalau sekarang kita masih menjadi penikmat, yang maunya disuapin. Generasi yang merubah harus dimulai dari sekarang, sekarang bukan saatnya lagi untuk menunggu.
Bung Hanung, maribut rebut kembali. Rebut kemrosotan moral, akal dan amal.
Wish U luck, do the best, you must goin on and take generations to brights our loving country.