Wah! ini hadiah dari Allah yang sangat luar biasa bagi saya, ntah ada faktor dari mana dan siapa yang membisiki kedua telinga ini. Alhamdulillah, aku akan berangkat ke negara tetangga, dan tujuan awal saya ini yakni akan saya kerjakan setelah aku melaksanakanya travelling nanti, bersama teman-teman dan juga guru-guru MA Al Hikmah 2.

“TRAVEL WRITER”

Nha. ini cita-cita aku nanti, kalau Allah mengizinkan aku jadi berangkat dan Allah berkehendak mengembalikan diriku  ke tanah air lagi, aku akan jadikan sebuah buku tentang kisah perjalananku, sebelum, sewaktu, dan sesudah traveling nanti. Doakan saja kawan!.

Berawal dari hal yang sangat sepele, disaat aku galau (tidak memikirkan sesuatu) dan berkumpul ditengah perbincangan teman-teman yang ketika itu mengobrol masalah PKL di Singapura. padahal, aku tidak ikut mengobrol, hanya menyimak saja. Tidak aku sangka, secara berturut-turut bisikan itu datang dan menyelinap di benak akhirnya merasuk ke hati, “apa kamu nggak rugi, melewatkan kesempatan PKL di Singapura?, kamu nggak rugi, kalo kamu nggak ikut ke Singapura kamu sudah barang tentu nggak dapat menulis kisah perjalanan?”. Lewat bisikan itu dan akhirnya aku tentukan “Iya Aku ikut!”.

Awalnya, aku mengajak Dori, tetapi ia tidak terlalu respon, dan tidak bimbang. Ya sudah aku lakukan itu semuanya sendiri dibantu sahabat ku Ibnu, dimulai dari mencari Mrs. Lulu, dan Mrs. Lulu kala itu tidak dapat aku temukan. Aku terpaksa harus mencari nomor telfonnya, hingga SMS berkali-kali denganya dan aku disambungkan dengan ust. Labib. Sedikit merapat dengan mereka, dan akhirnya malam itu aku tentukan untuk pulang guna mengurus paspor. Karena paspor harus selesai hari Selasa.

Malam itu juga aku pulang, dalam perjalanya banyak jalan yang terjal; nyamperin ojek ke rumahnya, di Kali Gadung hampir kena Satpam pondok, menunggu Bus hingga 2 jam lebih; jam 11 baru dapat, dan tiba di Pekalongan pukul 03.00 pagi, jalan ke rumah tanpa transportasi jalan kaki.