Santri Sejati

Ternyata Aku Seorang Budak! yang Harus Memenuhi Hak Majikanya

kolom-ketaatan-beribadah-seorang-budak-986_lHanya duduk dilayar kaca dengan wajah murung, mengartikan keadaan yang sulit untuk di artikan, kedua kaki ini yang sudah melemas ku paksakan untuk memangku papan keyboard ini, aku bersandar dengan harapan dan doa,

Diparagraf ini, aku belum bisa membuka mata ku dengan seluruhnya, karena hati yang masih menggandul diatas ranting pohon sana, malangnya aku yang membiarkan hati jauh dari badan.

Masih sedih saja, ingin aku disuap oleh para bidadari yang anggun, sopan tata keramanya, indah parasnya dan amanah sifatnya. Tetapi, percuma saja rasanya jika tidak bisa meleburkan rasa yang menyekik sangat, di relung yang terdalam.

Di relung permasalahan ini, aku tidak tahu apa maksudnya hampir aku juga tidak tahu mana yang dipermasalahkan. Ingin aku berkata, namun tidak mungkin aku curi curi waktu lagi, karena selalu saja apa yang aku omongan sudah didahului oleh kedua mata ku yang terpejam karena lelah.

Ditengah malam ini, hanya yang kurasakan Apa dan apa? semuanya terasa lelah.

Ingat aku pada siapa yang menafkahi aku, siapa dia? dia yang beri aku tenaga, dan dia beri aku sebongkah amanat. Dan tidak mungkin seorang budak tidak manut kepada majikanya. Bukanya aku meminta ini, TIDAK.

Tetapi sudah ada yang punya aku, dia majikan aku, seorang budak harus dapat memenuhi perintah majikanya, aku tidak mau berdosa, harus ku pegang erat amanat ini, “Sanalah engkau belajar agama saja, tidak usah mikirin apa apa lagi”.

O’ow, lampu dilatar ini sudah mati, memang sudah saatnya untuk meninabobokan badan ini.

Good night.

 

4 thoughts on “Ternyata Aku Seorang Budak! yang Harus Memenuhi Hak Majikanya

Comments are closed.