
Aku menulis diatas meja kampusku yang bergoyang, disambi menunggu dosen datang, dicoba merangkap ide-ide agar tidak hilang, tentang perjalananku pada memori Blogger Nusantara 2013 silam.
Bismillahirrahmanirrahim,
Berangkat dari pesantrenku Al Hikmah 2 Brebes, untuk menghadiri KOPDAR Blogger Nusantara 2013 di kota istimewa, manalagi kalau bukan Yogyakarta. Kita berenam, berjalan setapak demi setapak, berbekal sereceh demi sereceh untuk sampai pada tujuan, dan harapan yang maksimal.
Berangkat

Berangkat dari desa Benda naik angkot orange turun di pasar Bumi Ayu, padahal di sana tidak ada angkutan untuk bisa sampai ke terminal, untungnya ada bapak yang rela angkotnya untuk dinaiki sampai trminal. Selenia tentu bersyukur sekali, kita berenam Fajrul (penulis), Sufyan, Munif, Roy, Tria dan Vivi tidak ketinggalan bus.
5 menit berlalu, bus yang kita tunggu-tunggu akhirnya datang juga, Hore! Hore!, bus berwarna hijau, tentunnya berbentuk persegi panjang, ada jendela dan ada roda. Going to Jogjakarta!
Sesampai di terminal Giwangan Selenia tengak kanan dan kiri, eh… tau taunya ditanyain ‘mau kemana dek?”, “mau ke kopdar pak!”, apa itu?, “Ayo Ngeblog dulu baru tahu”, #eh.
Sufyan, jujur aja dia juga belum tahu betul rupanya mengenai rute perjalanan kita, berkat kebersamaan kita, berfikir untuk bersama dan saling gotong ransel kita akhirnya tiba di daerah Ngabean, setelah dua kali transit di halte bus trans Jogja.
Disana, ada dua relawan yang sedang menunggu kita, keduanya mahasiswa Amikom, mereka menemani shalat berjamaah dan mengantarkan transportasi kita hingga sampai di Hostel Parikesit.
Malam pertama di Jogjakarta

Oh ya, ada yang lupa… selenia yang mulanya jumlahnya enam, kita berpencar cewek ada di Edu Hostel dan putra ada di Hostel Parikesit, tau kan mana nama yang cewek 2 dan cowok 4?
Bermalam disana, eumh! Mantab! Kita berempat Selenia putra ada dalam satu kamar yang paling pojok dari hostel tersebut dan didalamnya ada 3 springbed yang cukup dan difasilitasi oleh satu jek listrik dan satu kamar mandi, serta penerangan yang cukup.
Alhamdulillah, malam itu kita nangkring di angkringan dekat dengan tempat dimana kami bermalam, Jumat malam itu.
Met Bobok!
Acara Pertama di Joglo Abang

Rencana awal acara KOPDAR akan di tempatkan di Kraton, disebabkan H min satu baru ada pemberitahuan disana akan diadakan acara, maka tempat acara di ralat di Joglo Abang. Hal tersebut mebuat panitia pontang panting mestinya, untuk mereset ulang prosedur teknis acara.
Di Joglo Abang, Selenia “sebutan komunitas sandal selen”, berkumpul semuanya berjumlah delapan. Dilengkapi dengan mba Damai dan mba Hilda. Mereka memakai kaos hitam yang sebelumnya mereka pesan dari email milist.
Bersenda gurau dan obrolan seru lainya terasa enjoy, disatu waktu dilain tempat. Di Joglo Abang sampai bada maghrib, menunggu jemputan menuju Ngabean dan dilanjutkan ke desa Tembi.
Acara malam ke dua
Malam kedua kami habiskan tiga jam di Malioboro, untuk mengisi perut yang semakin kencot lapar, Selenia kompak mencicipi sate ayam sambal kacang. Walaupun setelah itu ada yang nambah mie ayam bakso dan lain-lain.
Setelah acara mengisi perut, kami bergegas ke arah tujuan masing-masing. Ada yang ke Ramai, Toko Baju, dan lain-lain. Berbisik, kata Trian, dia tidak bisa membeli yang tergantung list, melainkan mereka membeli karena melihat dan pengen. Hm. Makanya tas ranselnya yang paling penuh.
Acara hari ke dua di desa Tembi

Desa yang dipenuhi oleh orang-orang ramah dan sopan santun, pemandanganya yang masih asri dengan area persawahannya, dan kebudayanya yang masih melekat. Sehingga Tembi dinamakan desa wisata.
Disana, kami disambut oleh banyak acara yang meriah, seperti sepak bola gelap, beragam pentas, rumah art, rumah budaya, dinding kreatifitas dan acara meriah lainya. Saking banyaknya hiburan, Selenia bingung dan akhirnya memilih untuk singgah di Homestay sekaligus mengecharge kamera yang low karena “selalu ada pose pada setiap sudut”.
Disana, Selenia bertemu dengan mas Ahmad, dia panitia, mahasiswa Amikom dan lulusan Pesantren Al Hikmah 2. Berbahagia sangat!
Satu, dua, tiga, empat hingga lima jam, setelah selenia menyelesaikan tugas reportasenya. Selenia brunding, mau pulang kapan kita?, saat itu pukul dua belas siang, sambil bincang-bincang di Homestay Selenia.
Sore terakhir Selenia bersama


Tepatnya, di Malioboro kita berfoto sesembari menikmati apa yang sudah diberikan oleh panitia untuk blogger. Bersyukur sekali.
Mba Damai pertama cabut, kabarnya dia mau ke rumah saudaranya. Hilda yang sudah beli tiket kereta ke Bandung ia ketinggalan, kita berenam Selenia 100% Santri pulang bersama Alhamdulillah dengan selamat. Goes to Benda! Miss U my big Theacher! Dari Giwangan pukul delapan sampai di pesantren pukul setengah dua malam, Senin (2/12) malam.
wah aku nyesel juga gak jadi beli buku kemaren, wes kesel tenan soale wektu iku..
jogja yang menyenangkan,, tapi,, kenapa harus berbisik (kata trian 😀 )
foto selenia kenapa mungil2..
aku sudah niat datang tap ternyata harus k madiun ngurus jual beli kayu jati.
maaf ya para selenia yg cantik2
ya mas sante, si fian yang pnya banyak fotonya, ane cma coppas di tweetsnya, om.
asyek yah..
sayang gak ada akuh :p
hahaha oob, banyak orang yang nyariin kamu padahal, katanya: Mulai dari sabang hingga merauke,
Wuahahah… fotoku gak ada yg cantik, 😛
Berarti BLOG ku ini sangatlah jujur mba…
ramee…wah ke taman pintar juga yaa, nggak ketemu hehe 🙂
iya mba kita ke taman pintar, disana sampe maghrib logh
Welha, ng Bis pethuk Londo Jerman, dipalak wae, kan deknen ora duwe bolo… lumayan, ben sangune nambah… wkwkwkwk
hahah iyo yo, di omongongi wae pajak jalan… sakdurunge polisi lantas sing jaluki…